Sistem Pendidikan Islam
Dalam islam tujuan
pendidikan Yakni, mencetak manusia yang berakal dan berpikir atas dasar Islam
dan membentuk jiwa manusia dengan meletakkan seluruh kecenderungannya atas
dasar Islam. Ini bisa terwujud kalo
peserta didik, akalnya dipenuhi oleh pengetahuan-pengetahuan Islam, en nggak cuma difokuskan kepada ilmu
umum saja. Itu sebabnya, dalam
sistem pendidikan Islam, negara akan memprioritaskan ilmu agama ketimbang ilmu umum untuk dipelajari.
Meski demikian, nggak berarti ilmu
umum jadi “warga’ kelas dua”. Tapi
berjalan beriringan.
Sistem pendidikan
islam mendorong kaum muslimin untuk menjadi orang yang berilmu, karna islam
menegaskan akan meninggikan derajat orang yang beriman dan yang berilmu. Allah
Swt. berfirman (yang artinya): “…Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)
Khusus dalam bidang
pendidikan nih, menurut Islam, sekolah diposisikan sebagai sarana pertama untuk
mengenalkan Allah Swt., akidah Islam, dan sistem hukum Islam, serta mendidik
siswa agar paham dan mengerti praktik sistem hukum Islam. Sebab, Islam bukan
sekadar ajaran ritual, melainkan sistem hidup yang bersifat ideologis dan
politis. Setelah itu, barulah sekolah ditempatkan sebagai wahana untuk menuntut
ilmu, sains, dan teknologi untuk memperoleh manfaat dari hasil-hasil temuan dan
produk akal manusia berupa industri dan sains.
Dengan demikian,
tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk manusia yang beriman, berilmu,
dan tentu saja pandai menghiasi kehidupannya dengan amal shaleh. Kalo
sekarang? Kapitalisme menggerus kepribadian kita: akhlak yang rusak,
termasuk kualitas penguasaan ilmu pengetahuannya yang kurang bagus. Jadi, kalo masih banyak pelajar yang nggak lulus UN, tentu kesalahan bukan
cuma pada pelajar tersebut, tapi ideologi yang mengatur kehidupan ini yang
wajib disalahkan. Itu sebabnya, mending “buang”
aja Kapitalisme, ganti dengan syariat Islam.
Kalo pengen seperti di masa kejayaan Islam, saat Khilafah Islamiyah masih
berdiri, mari kita perjuangkan tegaknya ‘rumah’
milik kita itu. Yuk, kampanyekan
penerapan Islam sebagai ideologi negara. Tentu, itu dilakukan jika kita mau
sama-sama bangkit dari keterpurukan ini. Tetep semangat! Saatnya kita
mendapatkan pendidikan yang mendidik. Bukan yang “membodohi”. Kita butuh pendidikan yang menjadikan orang berani
berkata benar sesuai apa yang dipahaminya, bukan malah membuat takut bersuara
dan memiliki pendapat yang benar.
Adakah pendidikan yang
mendidik itu? Ya.! Yakni ketika Islam
dipahami sebagai ideologi, ketika Islam dipahami sebagai akidah dan syariat
sekaligus. Dunia dikejar, akhirat diraih. Keren
kan? So, mari tunjukkan bahwa Islam bisa menyelesaikan problem yang telah
dibuat oleh kapitalisme-sekularisme selama ini.
Ayo, ngaji lagi dan terus ngaji!!
Dalam islam tujuan
pendidikan Yakni, mencetak manusia yang berakal dan berpikir atas dasar Islam
dan membentuk jiwa manusia dengan meletakkan seluruh kecenderungannya atas
dasar Islam. Ini bisa terwujud kalo
peserta didik, akalnya dipenuhi oleh pengetahuan-pengetahuan Islam, en nggak cuma difokuskan kepada ilmu
umum saja. Itu sebabnya, dalam
sistem pendidikan Islam, negara akan memprioritaskan ilmu agama ketimbang ilmu umum untuk dipelajari.
Meski demikian, nggak berarti ilmu
umum jadi “warga’ kelas dua”. Tapi
berjalan beriringan.
Sistem pendidikan
islam mendorong kaum muslimin untuk menjadi orang yang berilmu, karna islam
menegaskan akan meninggikan derajat orang yang beriman dan yang berilmu. Allah
Swt. berfirman (yang artinya): “…Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (QS al-Mujâdalah [58]: 11)
Khusus dalam bidang
pendidikan nih, menurut Islam, sekolah diposisikan sebagai sarana pertama untuk
mengenalkan Allah Swt., akidah Islam, dan sistem hukum Islam, serta mendidik
siswa agar paham dan mengerti praktik sistem hukum Islam. Sebab, Islam bukan
sekadar ajaran ritual, melainkan sistem hidup yang bersifat ideologis dan
politis. Setelah itu, barulah sekolah ditempatkan sebagai wahana untuk menuntut
ilmu, sains, dan teknologi untuk memperoleh manfaat dari hasil-hasil temuan dan
produk akal manusia berupa industri dan sains.
Dengan demikian,
tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk manusia yang beriman, berilmu,
dan tentu saja pandai menghiasi kehidupannya dengan amal shaleh. Kalo
sekarang? Kapitalisme menggerus kepribadian kita: akhlak yang rusak,
termasuk kualitas penguasaan ilmu pengetahuannya yang kurang bagus. Jadi, kalo masih banyak pelajar yang nggak lulus UN, tentu kesalahan bukan
cuma pada pelajar tersebut, tapi ideologi yang mengatur kehidupan ini yang
wajib disalahkan. Itu sebabnya, mending “buang”
aja Kapitalisme, ganti dengan syariat Islam.
Kalo pengen seperti di masa kejayaan Islam, saat Khilafah Islamiyah masih
berdiri, mari kita perjuangkan tegaknya ‘rumah’
milik kita itu. Yuk, kampanyekan
penerapan Islam sebagai ideologi negara. Tentu, itu dilakukan jika kita mau
sama-sama bangkit dari keterpurukan ini. Tetep semangat! Saatnya kita
mendapatkan pendidikan yang mendidik. Bukan yang “membodohi”. Kita butuh pendidikan yang menjadikan orang berani
berkata benar sesuai apa yang dipahaminya, bukan malah membuat takut bersuara
dan memiliki pendapat yang benar.
Adakah pendidikan yang
mendidik itu? Ya.! Yakni ketika Islam
dipahami sebagai ideologi, ketika Islam dipahami sebagai akidah dan syariat
sekaligus. Dunia dikejar, akhirat diraih. Keren
kan? So, mari tunjukkan bahwa Islam bisa menyelesaikan problem yang telah
dibuat oleh kapitalisme-sekularisme selama ini.
Ayo, ngaji lagi dan terus ngaji!!